Rabu, 20 Juni 2012

Asy Syeikh Al Imam Al Quthb Abul Hasan Sy Syadzili RA

Kelahiran, Nasab dan Masa Kecil Syekh Abil Hasan Asy Syadzily
Asy Syekh al Imam al Quthub al Ghouts Sayyidina Asy Syarif Abul Hasan Ali asy Syadzily al Hasani bin Abdullah bin Abdul Jabbar,
terlahir dari rahim sang ibu di sebuah desa bernama Ghomaroh, tidak
jauh dari kota Saptah, negeri Maghrib al Aqsho atau Marokko, Afrika
Utara bagian ujung paling barat, pada tahun 593 H / 1197 M. Beliau
merupakan dzurriyat atau keturunan ke dua puluh dua dari junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, dengan urut-urutan sebagai berikut, asy Syekh
Abil Hasan Ali asy Syadzily adalah putra dari :

Kasih Sayang Pada Fakir Miskin

Ja'far al-Khuldi - rahimahullah - berkata:
Saya mendengar al Junaid -rahimahullah -berkata: Saya mendengar Sari as-Saqathi berkata, “Saya tahu jalan pintas menuju surga: Jangan meminta apa pun pada seseorang, jangan mengambil apa pun dari seseorang, sementara Anda tidak memiliki apa pun yang bisa Anda berikan pada orang lain." Dikisahkan dari al-Junaid bahwa ia berkata, "Tidak dibenarkan seseorang mengambil sesuatu dari orang lain sehingga la lebih suka mengeluarkan (memberi) daripada mengambil."
Abu Bakar Ahmad bin Hamawaih, sahabat ash-Shubaihi - rahimahullah - berkata, “Barangsiapa mengambil karena Allah maka ia mengambil dengan penuh hormat, dan barangsiapa meninggalkan (tidak mengambil) sesuatu karena Allah maka ia juga mengambil dengan penuh hormat. Dan barangsiapa mengambil bukan karena Allah maka la mengambil dengan hina dan barangsiapa tidak mengambil bukan karena Allah maka dia juga tiak mengambil dengan hina."

Selasa, 19 Juni 2012

Bila Allah Mencintai Hamba

Syeikh Ahmad ar-Rifay
“Siapa yang menyampaikan hadits pada ummatku, dalam rangka menegakkan Sunnah, atau demi menghancurkan bid’ah, maka ia berada di syurga.”(Hr. Abu Nuaim dalam Al-Hilyah) Para ahli syurga, dalam hadits mulia ini, adalah mereka yang terus menerus menegakkan Sunnah, membelah bid’ah, demi menunggalkan Allah Ta’ala, tawakkal kepadaNya, iman dan cinta kepadaNya.
Anak-anak sekalian! Sebenarnya kekasih hati adalah Allah Swt. Bila Allah Swt mencintai hambaNya, Dia menampakkan rahasiaNya pada keagungan kekuasaanNya, dan Allah Swt, menggerakkan hatinya sebagai limpahan anugerahNya, Allah Swt, memberi minuman dari piala gelas cintaNya, hingga ia mabuk dari selain Dia, lalu dijadikannya berada dalam kemesraan, kedekatan dan kesahabatan denganNya, sampai ia tidak sabar untuk segera mengingatNya, tidak memilih yang lainNya dan tidak sibuk dengan satu pun selain perintahNya.